
Lawang Kidul, Humas
Sebanyak 30 orang siswa kelas 9.B belajar membuat seni grafis cetak tinggi pada Selasa (21/01/25). Seni grafis cetak tinggi merupakan teknik yang menggunakan klise atau alat cetak dengan permukaan yang timbul atau meninggi sebagai penghantar tinta.
Lia Mariati, S.Pd guru mata pelajaran SBK mengatakan teknik ini dipilih karena tidak membutuhkan banyak alat dan bahan yang harus disiapkan siswa. Para siswa cukup membawa Wartel dan Kentang sebagai media ukirnya, pisau ukir, kertas gambar, cat air, dan kuas. Media kentang dan wartel dipilih kare media ini mudah diukir dan dibentuk.
Melalui seni ini siswa dapat bereksplorasi seluas luasnya sesuai dengan daya imajinasi mereka. Mereka dapat menuangkannya di atas media wartel dan kentang sesuai hasil imajinasinya. “Anak-anak lebih memilih motif sederhana dengan alasan mudah dibentuk dan cepat selesai,”ungkap Lia.
Pada tahap awal pengerjaan, siswa diajak untuk membuat sketsa yang akan dibuat. Mereka menggambar desain tersebut di atas media wartel. Setelah selesai mendesain, siswa menggunakan teknik woodcut atau cukil kayu untuk menghasilkan karya seni tersebut menggunakan cutter atau pisau.
Selesai mendesain, menggunakan cutter atau pahat, siswa mencukil bagian sela-sela gambar atau tulisan sehingga bagian yang tidak dicetak lebih rendah dan bagian yang akan dicetak permukaannya lebih tinggi. Setelah itu siswa membuat pola pada kertas gambar, media wartel atau kentang yang sudah diukir diberi cat kemudian siswa bisa berkarya dengan cara dicap ke kertas gambar.
Embun, salah satu siswa mengatakan bahwa ia sangat senang bisa belajar seni grafis cetak tinggi karena bisa mengasah kreatifitas dan baru pertama kali belajar membuat karya seni grafis cetak tinggi. “Kalau selama ini saya hanya mengenal seni lukis dan seni patung, maka setelah belajar ini saya bisa tau ada yang namanya seni grafis salah satunya teknik cetak tinggi, untuk kedepannya saya bisa memanfaatkan waktu untuk menghasilkan karya seni yang lebih bagus lagi,”ungkapnya. (Tizzy)